Problem is No Problems

Saya yakin jika Tuhan memberikan banyak ujian kepada saya semata-mata hanya untuk mempersiapkan saya pada sesuatu yang besar. Bagi kebanyakan orang, gagal itu perihal “sah sah saja”. Tapi saya tidak yakin seseorang akan berkata demikian kala menemukan kegagalan yang terjadi secara berulang-ulang. Hal semacam itu tentu akan menimbulkan penafsiran yang menurut saya aneh, semacam vonis lalai, karma, caranya nggak bener, kurang ikhlas, kurang ikhtiar, kurang doa dan sejenisnya. Lalu bisakah saya minta saran mereka dengan sebijak-bijaknya? Ah…

Buat saya, semakin besar kadar ujian seorang hamba, maka semakin besar pula tingkat kebijaksanaan yang diperoleh. Dan tak bisa dipungkiri kebijaksanaan itu nanti yang akan membawa kita pada kesempurnaan hidup.

Sedih, memang… ketika saya melihat beberapa kawan terlilit masalah yang tentunya tidak bisa saya anggap sepele. Tapi tentu akan lebih sedih lagi jika saya masih mendengar komentar seperti “dia sendiri yang salah” atau “dia sekarang begitu, soalnya dulu begini.” STOP!!!! kalian yang berkata demikian adalah kalian yang belum mengerti hidup.

Saya bukan tidak menghargai keberhasilan, atau perkataan orang-orang yang berhasil. Tapi cobalah melihat dari sisi yang berbeda.

Saya seringkali minta pendapat, minta nasehat dari beberapa orang di sekitar saya. Karena seringkali ketika kita terjebak pada suatu masalah, kadang kita susah mengenali diri dan keadaan kita. Tapi sungguh tipis beda antara memecahkan masalah dengan mengungkit masalah. Padahal, mengungkit masalah hanya akan berujung beban. Toh tanpa diungkit, kita sebenarnya bisa tahu dimana letak koreksi kesalahan kita. So, memberi motivasi atau solusi adalah hal terpenting. Hanya saja ke’aku’an itu yang perlu dikesampingkan.

Tapi ada satu masalah lagi, kebanyakan mereka yang memberi nasehat tidak mau menyingkirkan sedikitpun keakuan mereka alias lebih memaksakan apa yang mereka pikir sebagai hal cerdas dan lebih cermat. Mereka lebih berusaha menghilangkan keakuan orang lain tanpa berpikir untuk mengambil sesuatu yang lebih, yakni simpati.

Akhirnya, saya hanya bisa katakan kepada diri saya dan kawan-kawan. Bahwa kita sebenarnya telah dipersiapkan. Dipersiapkan untuk menjadi lebih baik, lebih kuat, lebih bijak dan lebih sempurna. Asah terus masalahmu, cari masalahmu, nikmati! Sampai kau benar-benar bijak.

Ahad, 5 September 2010

23.53 WIB
Selengkapnya...

Regulasi Memasuki Blog ini

  1. Blog ini adalah Blog pribadi, yang lebih mengacu pada pengalaman dari keseharian kehidupan saya. Tidak ada orientasi bisnis, politik, SARA atau afiliasi tertentu.
  2. Blog ini adalah murni hasil usaha tangan saya (meski domainnya numpang) bukan hasil beli, pinjem atau bahkan nyolong.
  3. Seluruh tulisan dalam Blog ini yang meliputi catatan, tutorial, sajak, cerpen maupun artikel adalah murni tulisan saya, bukan membajak, atau njiplak. (kecuali beberapa tulisan pada category Cerpen Mereka, itu saja)
  4. Seluruh tulisan dalam Blog ini masih pada batasan yang bisa saya pertanggungjawabkan
  5. Dikarenakan  lalu lintas dunia maya yang tak pernah ada habisnya dan tak kenal waktu, saya mengijinkan siapapun yang mampir di Blog ini untuk me-repost, mengambil atau menyebarkan sampah-sampah ini selama masih mencantumkan nama authornya, dan akan lebih bagus lagi jika disertakan link ke blog ini.
  6. Silahkan dikritik jika perlu dikritik, karena memang banyak kekurangan disana-sini (maklum, mungkin saya satu dari beberapa blogger miskin yang bergantung pada komputer hasil pinjaman dan mempostingnya dari warnet-warnet di pinggiran jalan)


          Salam Hangat


          Mahfud
Selengkapnya...