Sajak Pertinggalan Diri 2




Tentang Sepotong Roti

sepotong roti tak berarti

sehingga ia tertinggal di atas sebuah piring kotor

sepotong roti tak berguna

ia mengambang di atas air keruh

sepotong roti tak bernilai

ia tercecer di jalanan

di pinggiran bertumpuk sampah

sepotong roti itu,

bahkan pengemis sekalipun enggan memungutnya

hanya menunggu dermawan yang hendak lalu

meski sepotong roti telah berbaik hati berbagi...

Surabaya, Juli 2007




Ijinkan Kami Mengamen

gema subuh serasa menghujam kami

retakan pagi memulai harinya demi hidup di uluran tangan orang

ku tahu tak banyak yang menyukai

malah membenci

sontak terdengar cercaan dari mulut yang tak kenal bijak

sejenak teringat, teriakan karena kami hanya anak jalanan

tetapi memang kadang tak beda

antara menghibur orang dengan mengemis tangan

walau receh….

sebab hanya itu yang kami anggap pekerjaan

kutahu tak banyak yang menerima

kadang mengusir walau dengan manisnya kata beku

derita!

sungguh derita

jauh dari sanak saudara

di luar, kehilangan segalanya

kepercayaan, kebahagiaan, masa depan atau mungkin juga tuhan?

tetapi…

kami masih punya

kehormatan, kebersamaan, kebebasan serta kepuasan

ah…

memang sulit memberi celah antara menghibur dengan meminta

tapi bagi kami tak jadi soal

karena celah sangat terlihat antara meminta dengan mencuri

walau tak semua orang melihatnya

Surabaya, 26 Juli 2008


0 komentar:

Posting Komentar