Sebuah Kabar di Pengasingan
daun-daun itu berguguran
tepat di taman yang dipenuhi semak belukar bersama angin yang hadir dari barat,
membangunkan semangat yang telah lama mati
angin itu…
telah membawa bermacam kabar selama pengasinganku
kabar yang membuat aku tersenyum dalam marah, tertawa dalam tangis.
terbayangkan wajah-wajah mereka yang kucengkeram dengan tangan kiriku
ingin ku katakan pada mereka
tak malukah kau yang selalu merasa terbang di atas?
menghinakan yang terasing…
seperti daun-daun yang berguguran itu
kita pun akan kembali…
Surabaya, 6 Mei 2008
Pesan dari Kegelapan I
bila tiba masanya kelak
tatkala tubuh ini ingin segera terlepas dari jiwa
maka jangan ada yang mengenangku selain dari apa yang aku tulis
sebab mulut tak dapat dipercaya
dan ucapan mampu berubah arah dengan mudahnya laksana angin
dan tahukah bahwa mata dan telinga adalah sesuatu yang paling menipu bagimu?
mata dan telingamu itu, belum mampu menebak hatiku…
dan karena itu, mulut-mulut kalian akan terbiasa untuk mengoceh,
mengoceh dengan enaknya
***
dan jika kau ingin tahu akan kabar tentangku
maka carilah aku ditempat tersunyi di muka bumi
di suatu malam yang sepi
datanglah padaku kawan…
tapi jangan kau ganggu, sebab aku sedang bercakap-cakap dengan tuhan
jika tak bisa,
maka tanyakanlah pada pohon-pohon yang masih rindang itu
jika tetap tak bisa,
maka sadarilah dirimu, kawan…
***
atau jika kau terlambat datang..
sebab telah lebih dulu ajal menjemputku, maka datangilah pusaraku
bayangkanlah apa yang dilakukan oleh tuhan terhadapku
tapi jangan kau rusak kuburku….
6 Mei 2008
Pesan dari Kegelapan II
Dan ingatlah, kawan
Di setiap kematian seorang manusia di luar kewajaran yang kau lihat
Sedikitpun kau tak kan tahu apa yang diperbuat tuhan terhadapnya
Sekali lagi,
Mata dan telinga adalah pembual terbesar
6 Mei 2008
0 komentar:
Posting Komentar